NAMA : AGUS ALFARUKI
NPM : 13.13101.10.05
MATA
KULIAH :
NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN
EMAIL : alfarukiagus@yahoo.com
ALAMAT BLOG : www.agusalfaruki1981.blogspot.com
Kesehatan Lingkungan
1. Latar Belakang
Semenjak umat manusia
menghuni planet bumi ini, sebenarnya mereka sudah seringkali menghadapi
masalah-masalah kesehatan serta bahaya kematian yang disebabkan oleh
faktor-faktor lingkungan hidup yang ada disekeliling mereka seperti benda mati,
mahkluk hidup, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena
keterbatasan ilmu pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang
luar biasa dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang
bersifat mistik, seperti wabah penyakit yang berjangkit di suatu tempat
dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata.
Masa silih berganti, pada abad ke-19, terjadi Revolusi
Industri di Inggris, era industrialisasi ini menimbulkan masalah baru pada
masyarakat Inggris berupa munculnya daerah pemukiman kumuh, akumulasi buangan
dan kotoran manusia, masalah sosial dan kesehatan terjadi di mana-mana terutama
di kota-kota besar.
Pada tahun 1832, terjadi wabah penyakit kolera yang
dahsyat di Inggris dan membawa banyak korban jiwa manusia, John Snow (1854)
melakukan penelitian epidemiologik terhadap wabah kolera yang terjadi di Broad
Street, London dan membuktikan bahwa penularan penyakit kolera yang terjadi di
Inggris pada saat itu disebabkan oleh sumber air bersih yang dikonsumsi oleh
masyarakat tercemar dengan bakteri Vibro-kolera. Mulai sejak itu, konsep
pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia yang
mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masalah
kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang menjadi suatu disiplin ilmu
yang disebut sebagai Ilmu Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh individu-individu,
masyarakat atau negara untuk memperbaiki dan mencegah terjadinya masalah
gangguan kesehatan oleh sebab faktor-faktor
lingkungan hidup eksternal manusia disebut Sanitasi
Lingkungan atau Enviromental Sanitation.
Kesehatan lingkungan dapat dilihat
dari berbagai segi, tergantung dari mata angin yang ingin memulai. Kesehatan
lingkungan dari “frame-work” melalui konsep pendekatan ekologis yaitu dikenal
dengan “the
nature of man environment relationship”, namun bagi pendekatan tersebut terakhir ini kesehatan
lingkungan dilihat sebagai kumpulan program maupun kegiatan kesehatan dalam
rangka upaya manusia melalui teknologisnya menciptakan suatu kondisi kesehatan
yang kemudian dikenal sebagai kesehatan lingkungan.
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan (Ekologi) kita lebih menekankan sistem tersebut pada arti interaksi antar elemen didalamnya. Interaksi yang senantiasa bersifat dinamis sehingga
sering dijabarkan dalam pengertian “interactions between environment and mans
biological system”
Bertitik
tolak dari model timbangan Gordon, kemudian dimodifikasikan pada suatu model
lanjutannya dijelaskan oleh empat faktor, yaitu:
a.
Faktor
penentu kahidupan atau life support
b.
Aktifitas
manusia atau man’s activites
c.
Bahan
buangan & residu karena kehadiran dan aktifitas
manusia (residues and wastes)
d.
Gangguan
lingkungan (environmental hazards)
Di dalam kaitan ini, kesehatan
lingkungan menempatkan dan menggantungkan diri pada keseimbangan ekologi,
sehingga karenanya berusaha menjalin suatu keseimbangan interaksi manusia
dengan lingkungannya pada taraf optimal dan batas-batas tertentu untuk menjamin
kehidupan yang tetap sehat (well being). Kehidupan yang sehat meliputi baik
dimensi kesehatan fisik, kesehatan mental maupun hubungan sosial yang optimal
dengan lingkungan sekitar. Bila kondisi yang optimal dapat dicapai karena timbulnya
interaksi yang “menekan” kehidupan, maka kesehatan lingkungan sampai
batas-batas dimungkinkan dapat menyerasikan diri melalui berbagai upaya,
yaitu ;
a. Di
mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat berakibat terhadap kesehatan
lingkungan perlu
dicegah.
b. Apabila
gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya adalah mengusahakan mengurangi
atau meniadakan efeknya terhadap kecenderungan timbulnya penyakit didalam
masyarakat.
c.
Mengembangkan
lingkungan yang sehat, khususnya pada daerah padat melalui sistem perencanaan dan pengendalian
yang mudah terhadap pemukiman, perumahan dan fasilitas rekreasi yang sesungguhnya bisa
menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber penularan.
Dengan demikian
pendekatan ekologis yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan dalam suatu
definisi kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan yang mempunyai dimensi yang
luas dan berbeda berdasarkan faktor kemampuan pelaksanaannya di masing-masing negara.
2. Hubungan
Ekologi, Ekosistem, Ilmu Kesehatan Lingkungan
Konsep dasar ilmu sanitasi
lingkungan berasal dari ilmu yang mempelajari hubungan total antara mahluk
hidup dengan lingkungan hidupnya disebut Ekologi dan berkembang menjadi
beberapa disiplin ilmu lain seperti ilmu lingkungan, ilmu kesehatan lingkungan.
Batasan dan
definisi
Ekologi
Ernst Haeckel (1869), seorang ahli biologi bangsa
Jerman menggunakan istilah Ekologi yang berasal dari kata Yunani “oikos “
berarti rumah atau tempat untuk hidup dan secara harifiah berarti ilmu
pengetahuan yang mempelajari hubungan total antara organisme dengan
lingkungannya yang bersifat organik maupun anorganik.
Ekosistem
Tansley (1935), segala unsur yang ada di mana akan
terjadi hubungan total antara mahluk hidup dengan lingkungan organik maupun
anorganik pada suatu tempat tertentu disebut sebagai Ekosistem.
Contoh:
ekosistem perairan tawar, perkotaan dan lain sebagainya.
Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan adalah penerapan berbagai prinsip dan
ketentuan ekologi dalam kehidupan manusia. Penerapan prinsip dan ketentuan
ekologi dalam kehidupan manusia dapat berupa pendekatan dan metodologi yaitu :
1. Pendekatan
Holistik
Pendekatan seutuhnya berupa
proses analitik dan reduksionistik pada lingkungan (Odum dan Boyden)
2. Pendekatan
Evolusioner
Pendekatan yang mengkaji
evolusi yang terjadi pada para pelaku dalam lingkungan hidup, baik secara individual,
populasi maupun komunitas.
3. Pendekatan
Interaktif
Price, et al, (1983),
mengkaji suatu kehidupan haruslah dilihat dari hubungan- hubungan interaktif
antar komponen penyusun dan merupakan pendekatan dari buttom up untuk mengenal
ekosistem atau lingkungan hidup dengan lebih baik.
4. Pendekatan
Situasional
Jarvie, Papper dan Vayda,
menganjurkan suatu pendekatan ekologi dengan cara memperhatikan perubahan
situasi pada saat suatu permasalahan timbul.
5. Pendekatan
Sosiosistem dan Ekosistem
Pendekatan dengan memisahkan
lingkungan hidup kedalam suatu sistem sosial dan sistem alami serta
mempelajarinya berdasarkan aliran materi, energi dan informasi dari keduanya
akan menghasilkan proses seleksi dan adaptasi.
6. Pendekatan
Peranan dan Perilaku Manusia
Mempelajari peranan manusia
dalam program MAB (Man And Biosphere) atau pendekatan azas pemanfaatan oleh
manusia (UNESCO, 1974).
7. Pendekatan
Kontektualisasi Progresif
Pendekatan interdisipliner
dan ditelusuri secara progresif, sehingga setiap permasalahan dapat dimengerti
dan dipahami dengan baik.
8. Pendekatan
Kualitas Lingkungan
Merupakan kelanjutan
pendekatan kontektualisasi progesif dan kemudian akan dikembangkan dalam
penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL).
Ilmu Kesehatan
Lingkungan
Adalah ilmu multidisipliner yang mempelajari dinamika
hubungan interaktif antara sekelompok manusia atau masyarakat dengan berbagai
perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang diduga dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat serta upaya untuk penanggulangan dan
pencegahannya.
3.
Perubahan Ekosistem Terhadap Kesehatan Lingkungan
Dari pendekatan ekologis, kesehatan lingkungan banyak tergantung dan dipengaruhi oleh berbagai
ekosistem. Secara umum dapat dikatakan bahwa perubahan-perubahan yang masih
dalam batas-batas wajar belum mendorong keseimbangan ekologis dan masih dapat
ditolerir oleh kemampuan daya tahan
(eksistensi) organisme melalui mekanisme adaptasi.
Namun nanti bila
keseimbangan kedua ini masih juga diperluas sampai batas tertentu barulah
perubahan lingkungan dengan dampak stabilitasnya ini mengganggu kesehatan.
Dengan makin majunya kehidupan modern yang berlatar belakang konsumtif
berkelebihan, timbulah kemudian berbagai industri, pusat-pusat pengembangan
ekonomi dan lain-lain yang pada hakekatnya timbal-balik masih menimbulkan berbagai mata rantai
perubahan terhadap ekosistem yang ditinggalkan.
Perubahan yang mau tidak mau sesungguhnya banyak
mempengaruhi
keseimbangan kesehatan lingkungan.
Menurut teori, kesehatan lingkungan menempatkan dan menggantungkan diri
pada keseimbangan ekologi agar terjalin satu keseimbangan antar manusia dengan
lingkungan sekitar untuk menjamin lingkungan dan kehidupan yang sehat.
Tetapi pada kenyataannya hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitar
merupakan “simbiosis paratisme“ atau lebih dikenal dengan hubungan yang merugikan, karena
selama ini semua kegiatan yang dilakukan oleh manusia dan aktifitasnya membawa
dampak yang kurang sehat bagi lingkungan sekitar.
Sebagai contoh
: banyak industri-industri yang ada
menimbulkan pencemaran bagi lingkungan sekitar, baik
pencemaran secara cair, pencemaran secara udara dan semua pencemaran tersebut
nantinya akan menimbulkan dampak yang tidak sehat bagi manusia dan lingkungan
sekitar. Meskipun selama ini pencemaran udara banyak ditimbulkan oleh
industri-industri, tapi tidak menutup kemungkinan untuk kendaraan bermotor
untuk mencemari lingkungan sekitar dan itu merupakan ancaman pencemaran
terbesar untuk beberapa tahun kemudian.
a. Dengan
semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan akan
dapat menekan interaksi yang dinamis antara manusia dengan lingkungan.
b.
Kerugian
terhadap adanya pencemaran udara yang ditimbulkan oleh industrialisasi maupun polutan akan menimbulkan perubahan suhu
dan iklim udara, sehingga berpengaruh besar terhadap fisiologi tubuh.
c. Pengerusakan
sumber daya air oleh ekses industrialisasi harus dibatasi, karena dampaknya
ikut memberi beban terhadap kepentingan kesehatan lingkungan.
d. Kerugian
terhadap dampak “menu mewah” dan kelebihan nutrusi dapat lebih ditekan melalui
penghematan nutrisi dan membiasakan hidup hemat sejak dini, dengan tidak
melupakan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh, sehingga
kesehatan manusia akan dapat lebih
ditingkatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar