Kamis, 15 Mei 2014

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERKOTAAN, TAMAN, PUSAT KESEHATAN DI MALAYSIA



NAMA                    :  AGUS ALFARUKI
NPM                       :  13.13101.10.05
MATA KULIAH   :  NILAI DAN ETIKA LINGKUNGAN
EMAIL                   :  alfarukiagus@yahoo.com


1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERKOTAAN DAN TAMAN
    Latar Belakang
Saat kita bicara mengenai  sebuah lokasi capital country yang paling diidamkan, jelas kita akan menjawab yang memang tentram, aman dan damai. Jalanan lengang, hanya satu dua mobil yang melaju. Bis-bis yang tetap dioperasikan hanya diisi segelintir penumpang. Kerumunan yang terlihat adalah turis yang berfoto bersama di jalan-jalan. Semua kantor tutup. Beberapa pekerja kebersihan dan instalasi terlihat sibuk melakoni tugasnya.  
Begitulah yang dapat kita rasakan ketika kita menginjakkan kaki di sebuah kota di wilayah Malaysia, yang sekarang menjadi daerah baru sebagai ibu kota Negara. Kebanyakan penduduk Putrajaya adalah pegawai pemerintah. Begitulah suasana kalau Sabtu dan Minggu, apalagi hari raya, banyak yang pulang kampung untuk mudik.

Di sisi lain, suasana sepi makin menegaskan figur Putrajaya, bangunan-bangunan megah bernuansa mediterania, jalanan lebar dan mulus, tata kota yang teratur, taman serta tumbuhan di sana sini. Sebuah kota modern yang ditata rapi. Dan itu menjadi daya tarik sendiri ketika kota cantik itu menjadi kota tujuan wisata juga.
Wilayah Putrajaya yang dibangun dimulai dari nol di bekas ladang sawit seluas 46 hektare. Jaraknya 25 km dari Kuala Lumpur, yang tetap menyandang predikat sebagai ibu kota. Jarak yang makin terasa pendek karena didukung sistem transportasi yang baik: kereta api dan bis yang menghubungkan dengan daerah sekitar. Bis, taksi, dan boat melayani perpindahan orang di dalam Putrajaya. Dengan pusat-pusat kerajaan, berkumpul seperti ini makin memudahkan urusan. Di sini juga tidak ada macet seperti di Kuala Lumpur. Meski ada juga yang menganggap pembangunan Putrajaya pemborosan.
Memang pembangunan Putrajaya menjadi Ibu kota sempat menimbulkan kontroversi dan menuai banyak kritikan. Ada orang nilai mubazir. “Tapi pikir 10-20 tahun, ke masa depan, ini amat berguna," kata dia, yakin Putrajaya akan membangkitkan kemajuan ekonomi dan pembangunan di wilayah sekitarnya.

Belajar Tata Ruang dari Malaysia ; Putrajaya, Kota Pintar yang Hijau
Wetland merupakan daerah yang menjadikan air sebagai faktor utama yang mempengaruhi lingkungan serta jenis-jenis kehidupan tanaman dan hewan di dalamnya. Ini terjadi karena muka air berada di atau dekat permukaan tanah, atau jika lahan tersebut tertutup air dangkal.
Putrajaya mulai dibangun pada 1997 di Lembah Chuan dan Sungai Bisa. Wilayah itu dulu berupa perkebunan kelapa sawit yang disebut daerah Ladang Perang Besar. Pembangunan diawali dengan pendirian Masjid Putra yang mampu menampung 15.000 orang. Kawasan ini dirancang menjadi Kota Administratif Pemerintah Federal Malaysia yang modern dan terencana dengan baik.
        Putrajaya Wetland merupakan wetland buatan, meliputi serangkaian wetland 650 ha yang membentuk Putrajaya Wetland (4,581 ha), termasuk danau besar Putrajaya. Ladang Perang Besar disetujui sebagai lokasi pembangunan Putrajaya pada Juni 1993. Sebab, letaknya strategis, yakni sepanjang koridor pertemuan antara Kuala Lumpur dengan Kuala Lumpur International Airport (KLIA) di Sepang. Putrajaya adalah kota baru yang dikembangkan sebagai lokasi kantor Perdana Menteri dan Kementerian Pemerintah, lembaga, dan badan-badan pemerintah untuk mendukung administrasi yang lebih efisien dan terkoordinasi. Luas wilayah pembangunan berikat itu total 4,581 ha dan diperkirakan akan dihuni 330.000 jiwa dalam 5-10 tahun mendatang. 
Masterplan kota itu didesain sepanjang sumbu axial yang membentang dari timur laut ke tenggara, dirancang dengan sepenuhnya memanfaatkan keunggulan alam sekitarnya. Sekitar 40% berupa kawasan ruang terbuka hijau, yakni berupa taman, tumbuh-tumbuhan (botanical garden) yang terbentang di sepanjang wilayah perencanaan Putrajaya. Selain itu, semakin diperindah lagi dengan danau buatan dan wetlands.
Putrajaya menjadi sebuah model kota taman dengan jaringan informasi canggih berdasarkan teknologi multimedia. Disebut "kota taman pintar" yang pertama di Malaysia karena kota baru itu akan menjadi katalis pembangunan yang vital sesuai dengan peranannya sebagai kota model, pusat administrasi negara, serta tempat yang ideal untuk bertempat tinggal, bekerja, berbisnis, berolahraga, dan rekreasi. Kawasan itu menjanjikan gaya hidup yang nyaman dan berkualitas bagi penduduknya.

Kota Pintar
       Sekitar 40% dari luas wilayah Putrajaya adalah kawasan ruang terbuka hijau, yakni berupa taman, tumbuh-tumbuhan, serta danau aliran air dan wetland, yang semuanya mendukung pencapaian lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Kawasan ini adalah suatu contoh pembangunan yang ramah lingkungan.
Ada juga kawasan khusus yang ditujukan untuk konservasi lingkungan. Di dalam bentuk alaminya, pelestarian tumbuhan dan tanaman untuk kepentingan pendidikan dan riset. Danau buatan seluas 400 ha menjadi salah satu pusat perhatian. Suatu kawasan wetland dikembangkan di batas utara Putrajaya untuk mempertahankan kualitas air yang menuju danau. Sebagai kawasan baru yang dikonsep sebagai kota pintar, daerah itu mampu menciptakan komunitas yang terintegrasi menyeluruh secara elektronis dengan produksi dan pelayanan dapat diakses kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja.
Karena itu, di kawasan ini ada juga yang bernama rumah pintar. Konsepnya, harus lebih merefleksikan suatu hunian yang mengurus keluarga (home that takes care of the family) daripada keluarga yang mengurus rumah (the family taking care of the home). Rumah itu mengintegrasikan dan mengotomatiskan semua perkakas rumah tangga, keamanan, pelayanan darurat, dan peralatan lain, serta memberi keleluasaan kepada penghuni terbebas dari tugas-tugas rutin rumah tangga.
Masyarakat atau orang di Putrajaya harus bisa mendapatkan akses kepada pelayanan umum dan informasi melalui komputer rumah, komputer kantor, atau pun peralatan akses lain, yang biasa digunakan para pemakainya.

Kawasan Pemerintah
Kawasan pemerintah adalah kawasan yang diperuntukkan bagi pembangunan sejumlah kantor administrasi Pemerintah Federal, termasuk kompleks kantor perdana menteri beserta kantor kementerian. Kompleks kantor perdana menteri berlokasi di bagian atas kawasan ini. Secara keruangan, hal itu merupakan simbol keberadaan titik terpenting di kawasan itu dan Putrajaya.
Di Putrajaya juga terdapat kawasan pembangunan campuran, Kawasan itu 155,2 hektare. Bentuk dan arsitekturnya memberi satu karakter perkotaan kepada boulevard. Karakter kawasan ini dibentuk oleh lokasinya. Kawasan pembangunan campuran ini terletak dekat Dataran Putra, Masjid Putra, Taman Wawasan, dan tepi danau. Ada dua komponen utama di kawasan pembangunan campuran ini, yakni Taman Wawasan dan boulevard.
Kawasan Civic dan Budaya, menyediakan tempat untuk akivitas yang bisa membuat relaks. Kawasan ini diletakkan di bagian tengah di sepanjang boulevard dan jembatan. Kawasan pembangunan campuran berada di utaranya, dan kawasan komersial di sebelah selatan. Kawasan Civic dan Budaya ini menempati area 140 hektare dengan 47% nya dialokasikan untuk ruang terbuka dan public squares.

Kawasan Komersial
Sesuai dengan namanya, kawasan komersial direncanakan untuk pembangunan gedung-gedung berlantai banyak dan berkepadatan tinggi. Kawasan ini akan terlayani secara baik oleh jaringan jalan lokal, ruang-ruang terbuka, dan kantong-kantong taman (pocket parks).
Di sekitar taman-taman inilah bangunan-bangunan komersial berada. Dalam kawasan komersial ini dialokasikan juga ''kantong-kantong lahan'' sebagai penggunaan tempat tinggal yang bisa memberi kepastian kawasan tersebut dapat ''hidup'' sepanjang waktu.
Kawasan komersial itu merupakan daerah seluas kurang lebih 213 ha, sekitar 45% nya untuk lahan terbuka.

Olahraga dan Rekreasi
Kawasan Olahraga dan Rekreasi, merupakan kawasan terluas kedua dan terakhir di core area seluas 330 ha. Kawasan tersebut diperuntukkan bagi kegiatan rekreasi aktif atau pasif, termasuk hiburan dan aktivitas sosial. Secara keruangan, kawasan ini menjadi penghubung antara core area dan peryphery kota (pinggiran kota).
Karakter utama kawasan ini ditampilkan oleh dominasi bangunan-bangunan olahraga dan rekreasi, serta bangunan pendidikan. Kawasan tersebut merupakan akhir dari boulevard.

II. Pengelolaan LAYANAN KESEHATAN DI MALAYSIA
Dalam sejarahnya, pelayanan kesehatan di Malaysia telah melalui perubahan radikal. Pada masa prakolonial awal, perawatan medis hanya terbatas pada obat tradisional yang umum di kalangan populasi lokal, seperti Malaysia, Cina, dan kelompok etnis lain. Kedatangan kolonialisme membawa praktik medis Barat ke negara ini. Sejak kemerdekaan Malaysia pada Agustus 1957, sistem perawatan medis berubah secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan medis saat ini.
Malaysia, sebagai salah satu negara berkembang paling dikenal di Asia, memiliki potensi luar biasa pada sektor yang kini semakin penting berupa pariwisata medis. Pelayanan kesehatan di Malaysia, di bawah tanggung jawab Kementerian Kesehatan, memiliki sistem layanan kesehatan yang efisien dan luas, dengan mengoperasikan dua sistem pelayanan kesehatan ; terdiri dari sistem pelayanan kesehatan umum yang dikelola pemerintah serta sistem pelayanan kesehatan swasta yang berjalan berdampingan.
Semakin banyak rumah sakit swasta Malaysia yang menawarkan keahlian dalam bidang medis, antara lain kardiologi, onkologi, bedah estetika, bedah robotik, penanganan kesuburan, bedah bariatrik, ortopedi, implantasi gigi, optalmologi, neurologi, dan prosedur estetika seperti bedah akses minimal. Selain diatur oleh Kementerian Kesehatan, sebagian besar rumah sakit ini juga memiliki akreditasi yang diakui internasional, misalnya, dari Joint Commission International, yang mengakreditasi organisasi dan program pelayanan kesehatan di Amerika Serikat.
Malaysia saat ini memang tergolong sukses dalam menyediakan program wisata kesehatan bagi penduduk Indonesia, yang sangat  mendambakan layanan prima dengan harga murah. Situs malaysiahealthcare .com mencatat kunjungan turis untuk wisata kesehatan Malaysia ini secara statistik terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2007 saja tercatat 386.000 turis yang berobat ke Malaysia, dan meningkat menjadi 410.000 pada tahun 2009. Dari total kunjungan wisata berobat itu, 70 persennya adalah dari Indonesia. Pendapatan yang diperoleh Malaysia dari sektor wisata kesehatan ini juga relatif lumayan. Pada tahun 2006 tercatat Malaysia memperoleh 167 juta ringgit atau  480 miliar rupiah lebih dari sektor ini dan meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, diprediksi mencapai 6 triliun rupiah lebih tahun 2010.
Maka, dengan layanan medis di atas yang menyediakan perawatan andal, aman, dan efektif dalam lingkungan nyaman dengan kemudahan akses dan harga terjangkau, Malaysia jelas telah menjadi pilihan unggul untuk pasien asing yang mencari perawatan kesehatan di luar negeri.

III. Perda Pembangunan di Malaysia
Secara umum perencanaan pembangunan di Malaysia pada awalnya mengambil model Town and Country Planning Act 1968 yang diterapkan di Kerajaan Inggris. Dalam sistem ini, perencanaan fiskal, sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup dilakukan di tingkat nasional, wilayah, dan lokal. Bentuknya berupa rencana pembangunan lima tahun, rencana pembangunan negeri, rencana pembangunan wilayah, serta rencana struktur dan rencana terapan.
Namun, kini perencanaan kota di Malaysia berpedoman pada Akta Perencanaan Bandar dan Desa 1976 atau Akta 172, serta Akta Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur 1982 atau Akta 267. Berdasar kedua akta itu, perencanaan bandar dan desa di Malaysia menerapkan sistem perencanaan struktur yang membagi rencana pembangunan hanya dalam dua tingkatan, yakni rencana struktur dan rencana tempatan.
Rencana struktur merupakan peraturan tertulis yang memuat dasar-dasar pembangunan dan peruntukan lahan yang bersifat umum. Di Indonesia ini setingkat dengan RT/RW atau rencana umum tata ruang (TUTR). Adapun rencana tempatan mengatur lebih terperinci mengenai pembangunan suatu kawasan sekaligus perincian lebih detail dari sebagian rencana yang tertuang dalam rencana struktur. Di Indonesia ini setingkat dengan rencana detail tata ruang (RDTR) atau rencana tata ruang kota (RTRK).
Doktrin perencanaan dan pembangunan Malaysia secara menyeluruh yakni Tiga Hal atau Tiga Hubungan Keseimbangan, yakni ; hubungan manusia dengan Sang Pencipta, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitar/lingkungannya. Konsep Tiga Hal di Malaysia sebenarnya menjadi hal yang cukup menarik untuk diperhatikan. Doktrin itu tidak sekadar menjadi aturan, tapi betul-betul diterapkan secara konsisten. misalnya ; Putrajaya Wetland yang dibangun pada 1997. Kawasan yang semula merupakan ''ladang perang besar'' tersebut kini menjadi pusat pemerintahan baru di negara tersebut. Konsep Tiga Hal itu direalisasikan di Putrajaya dengan membangun terlebih dulu Masjid Putra sebelum membangun fasilitas lain. Selain bangunan fisik, penghijauan di Putrajaya juga membuktikan betapa penting hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar